Minggu, 07 Februari 2010

Subhanalloh, Betapa Indahnya Gunung Wuyi

Berbicara tentang keindahan pemandangan Gunung Wuyi, seorang pengarang Tiongkok mengatakan dalam bukunya dengan menyitir perkataan seorang Amerika yang sudah lanjut usia : "Kalau saya tersesat di sutatu tempat di dunia ini, bawalah saya ke Gunung Wuyi di Provinsi Fujian Tiongkok." Gunung yang begitu memukau warga Amerika itu terletak di Tiongkok tenggara. Akhir abad yang lalu, gunung yang terkenal di Tiongkok itu juga mendapat pengakuan dunia internasional dengan dicantumkan dalam daftar warisan budaya dan alam dunia oleh Unesco.

Sungai-sungai yang kedua tepinya adalah bukit-bukit yang aneh bentuknya dan tebing-tebing terjal. Bayangan bukit dan tebing itu terpantul di permukaan air yang bening, membentuk lukisan pemandangan yang indah. Direktur Biro Pariwisata Kota Wuyishan, Yu Zelan mengatakan, "Ciri terbesar Gunung Wuyi adalah kombinasi pemandangan gunung dan sungai yang sangat serasi. Begitu wisatawan mengangkat kepala, pemandangan gunung terhampar di depan matanya, dan begitu menjulurkan tangan, ia dapat menyentuh air sungai yang mengalir gemericik. Demikianlah wisatawan menempatkan diri di tengah keindahan gunung dan sungai."
Di antara obyek-obyek wisata di Gunung Wuyi, Puncak Tianyou adalah satu di antaranya. Ada pepatah yang mengatakan, tanpa berkunjung ke Puncak Tianyou berarti sia-sia perjalanan anda. Ketika kita melepas pandang ke arah yang jauh dari Puncak Tianyou, kita selain dapat menyaksikan kemegahan bukit-bukit di keliling, dapat pula menyaksikan keindahan batang-batang air yang mengalir berkelok-kelok di kaki gunung.
Puncak Tianyou adalah sebuah tebing granit yang sangat besar, luas dan rata seperti dibelah dengan kapak. Tinggi puncak itu lebih 500 meter dan lebar lebih 1.000 meter, adalah batu yang terbesar di daerah pemandangan Gunung Wuyi. Akibat kikisan air hujan dari tahun ke tahun, tebing puncak itu penuh oleh jalur-jalur bekas kikisan air. Dilihat dari bawah ke atas, jalur-jalur kikisan air itu tampak seperti kain-kain panjang yang dijemur di bukit, maka penduduk setempat menamakannya Batu Jemur Kain. Di bagian tengah tebing Puncak Tianyou terdapat goresan-goresan yang dalam berbentuk seperti telapak tangan, maka dinamakan Puncak Telapak Dewa. Mengenai asal usul nama puncak itu, pemandu wisata Liu Gonglian mengatakan,"Nama Batu Jemur Kain dan Puncak Telapak Dewa berasal dari dongeng. Konon pada zaman dahulu kala, adalah seorang dewa berkaki telanjang memikul bahan pakaian sutra dan satin. Ketika berlalu di daerah ini, sang dewa meninggalkan kain dan bekas telapak tangannya, maka puncak gunung itu dinamakan Batu Jemur Kain dan Puncak Telapak Dewa."
Lalu, bagaimana dewa itu meninggalkan kain dan bekas telapak tangannya di bukit batu itu? Bahwasanya pada suatu pagi, sang dewa berjalan melalui Gunung Wuyi dengan memikul kain. Ia tertarik oleh pemandangan yang indah di gunung itu, lalu pikulannya diletakkan dan iapun pergi bermain-main. Setelah puas bermain ke mana-mana, baru teringat kain yang dibawanya itu, tapi kain-kain itu sudah basah kena embun. Terpaksa kain-kain itu dijemur di bukit batu. Tak disangka, terik matahari menghanguskan kain-kain itu. Begitu paniknya sang dewa melihat kainnya akan hangus, lalu diraihnya kain-kain itu dengan tangan, akibatnya kain-kain itu robek menjadi serpihan panjang, dan bekas telapak tangannya tergores di dinding tebing. Itulah dongeng tentang asal usul nama Batu Jemur Kain dan Puncak Telapak Dewa.
Indahnya pemandangan Gunung Wuyi tidak hanya memukau sang dewa pada zaman dahulu kala, tapi juga menarik banyak wisatawan mancanegara. Meng Lingjun dari Provinsi Taiwan adalah salah satu di antaranya. Ia mengatakan,"Batu raksasa itu sangat istimewa. Di Taiwan saya belum pernah melihat batu raksasa seperti itu. Gunung Wuyi adalah buah tangan alam raya, gunung dan sungainya sungguh indah."
Kalau bukit-bukit diibaratkan sebagai tulang Gunung Wuyi, maka sungai-sungai adalah jiwanya. Sungai yang mengalir berliuk-liuk di kaki gunung dinamakan Sungai Jiuqu atau Sungai Sembilan Kelok.
Sungai Sembilan Kelok mengalir dari barat ke timur, meliuk-liuk di antara bukit dengan menampilkan panorama yang indah. Wisatawan dapat menyaksikan keindahan pemandangan Gunung Wuyi dengan menghilir di sungai itu menggunakan rakit bambu. Mengenai Sungai Sembilan Kelok itu, tukang rakit Han Yongfu mengatakan,"Air sungai itu mengalir dari cagar alam di bagian hulu yang merupakan hutan rimba. Di sana adalah surga burung dan binatang, dunianya serangga dan kera."
Cagar alam yang disebut oleh Han Yongfu itu adalah salah satu dari lima cagar alam terbesar di Tiongkok, juga satu-satunya wahah yang terpelihara paling baik di garis lintang sama di dunia, di mana terdapat ekosistem hutan subtropik yang paling luas dan terpelihara paling utuh di daratan tenggara Tiongkok. Cagar alam seluas 560 kilometer persegi itu dikelilingi hutan rimba seluas lebih 20.000 hektar, menyimpan sumber daya fauna dan flora yang sangat kaya, dijuluki oleh ahli biologi Tiongkok dan asing sebagai "Jendela Biota Dunia". Wisatawan dari Beijing, Zhang Li mengatakan,"Cagar alam itu sangat indah penuh dengan pepohonan hijau, terdapat pula banyak kera. Ekosistem daerah itu sangat bagus, udara sangat segar."Demikian kata Zhang Li.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar